Diperiksa 1,5 Jam, Panji Gumilang Minta Waktu Jawab Pertanyaan
Kabar Regional -- Dengan setelan jas berdasi beserta songkok hitam, Abdussalam Rasyidi Panji Gumilang keluar dari pintu rapat gubernur di Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (23/6/2023), sekitar pukul 17.26 WIB.
Pimpinan Pondok Pesantren Ma'had Al-Zaytun tersebut baru saja diperiksa selama 1,5 jam oleh tim investigasi bentukan Pemerintah Daerah Jawa Barat. Panji sempat menyapa wartawan dengan salam Ibrani khasnya, "Shalom alaechim," ujar dia sambil mengangkat tangan.
Saat dimintai komentar mengenai hasil pemeriksaan tim investigasi, Panji enggan berkomentar banyak. Dia dijaga ketat oleh para pengawalnya sehingga membuat wartawan sulit untuk mewawancarai.
Ketika kembali ditanya oleh wartawan tentang hasil pertemuan tersebut, Panji hanya menjawab singkat. "Bagus," kata Panji sambil mengacungkan jempol kanannya. Panji pergi dari Gedung Sate menggunakan mobil Toyota Land Cruiser hitam.
Ketua Tim Investigasi Badruzzaman M Yunus menegaskan, pertemuan pada Jumat sore tersebut tidak menghasilkan apa pun.
Menurut dia, Panji Gumilang enggan memberi keterangan langsung. Dia meminta waktu untuk menjawab pertanyaan.
“Tadinya kami ingin mengklarifikasi apa yang beredar di masyarakat dan di media, tapi tampaknya beliau itu minta waktu kepada kami untuk mempersiapkan jawaban yang akan kami pertanyakan,” ujar Badruzzaman.
Badruzzaman mengatakan, Panji Gumilang meminta tim investigasi mengirimkan pertanyaan seputar polemik Al-Zaytun kepada dia secara tertulis. Namun, Panji tidak menjawabnya secara langsung.
“Kami, insya Allah, nanti akan bikin laporan dulu atas apa yang dilakukan hari ini untuk ditindaklanjuti berikutnya menunggu arahan pimpinan,” katanya.
Pengamanan di area Gedung Sate pun terlihat diperketat tak seperti biasanya. Tim keamanan Gedung Sate disiagakan mulai lobi hingga ruang rapat Gubernur Jabar Ridwan Kamil yang akan menjadi lokasi pertemuan antara tim investigasi dengan Panji Gumilang.
Sebelumnya, Kepala Badan Kesbangpol Pemprov Jabar, Iip Hidajat menyatakan, pihaknya hanya ingin mengonfirmasi kepada Panji soal aktivitas di pesantren dalam pertemuan itu.
"Sesuai kewenangan kita kan ingin mengonfirmasi dan mengklarifikasi," ujar Iip ketika dikonfirmasi pada Jumat (23/6).
Menurut Iip, hasil dari pemeriksaan tersebut akan disampaikan pada Gubernur Jabar Ridwan Kamil. Gubernur juga akan memberikan semacam rekomendasi ke pemerintah pusat.
Keputusan terkait dengan Ma'had Al-Zaytun akan ditentukan pemerintah pusat, khususnya Kementerian Agama.
"Jadi, kami hanya lebih pada memberikan rekomendasi dan keputusan ada di pusat," kata dia.
Iip menegaskan, pemerintah daerah tidak memiliki kewenangan penuh dalam kasus Al-Zaytun. Keberadaan tim investigasi dalam rangka menjaga kekondusifan, ketenteraman, dan ketertiban.
Dikutip dari laman Republika yang mencoba untuk mengklarifikasi tentang masalah Al-Zaytun kepada Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) Muhammad Ali Ramdhani. Dia menolak memberikan penjelasan lebih jauh saat ditanya tentang masalah tersebut.
"Kalau itu (soal Al-Zaytun), off the record dulu, ya," ujar Ramdhani saat ditemui seusai mengukuhkan 100 guru besar rumpun ilmu agama di kantor Kemenag, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Jumat (23/6/2023).
Sementara itu, tim investigasi dari MUI Pusat dan MUI Jabar mengunjungi Mapolres Indramayu, Jumat (23/6/2023).
Tim dipimpin oleh Ketua Komisi Pengkajian, Penelitian dan Pengembangan MUI Pusat, Firdaus Syam. Tim berdiskusi langsung dengan Kapolres Indramayu AKBP M Fahri Siregar.
Dalam pertemuan itu, tim investigasi dan kepolisian membahas polemik yang terjadi di Ma’had Al-Zaytun dan pimpinannya, Panji Gumilang.
Pertemuan berlangsung tertutup selama kurang lebih satu jam. Ketua Tim investigasi MUI Pusat Firdaus Syam mengatakan, diskusi dan tukar informasi itu dilakukan untuk menentukan sikap dan langkah ke depan terhadap polemik Panji Gumilang dan Al-Zaytun.
Sejumlah fakta baru pun disampaikan kepada kepolisian berkaitan dengan Al-Zaytun dan pimpinannya.
"Kami datang ke Polres Indramayu dalam rangka saling menggali informasi,'’ kata Firdaus di Mapolres Indramayu, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Jumat (23/6/2023).
Firdaus menambahkan, MUI sudah memiliki data mengenai hal-hal yang menjadi kontroversi di Al-Zaytun. Untuk menentukan langkah selanjutnya, MUI perlu penjelasan langsung dari Panji Gumilang sebagai bagian dari upaya tabayun.
"Kami sudah mengumpulkan data, dan nanti klarifikasi, meminta penjelasan beliau, karena kita harus konfirmasi, kita harus tabayun. Apa yang kita dapat, kita tanyakan ke yang bersangkutan agar kita bisa ambil keputusan yang adil dan sesuai aturan aturan agama dan konstitusi,’’ ucap Firdaus.
Kapolres Indramayu AKBP M Fahri Siregar mengaku sedang menelusuri adanya dugaan unsur pidana terkait aktivitas di Ma'had Al-Zaytun yang berlokasi di Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Kapolres mengatakan hal tersebut sekaligus menindaklanjuti atensi yang disampaikan oleh Kapolri.
"Apakah ini masuk peristiwa hukum yang masuk ke pidana? Nanti akan kita pelajari,'’ kata Fahri seusai menerima kunjungan MUI Pusat di Mapolres Indramayu, Jumat (23/6/2023).
Fahri menjelaskan, pihaknya telah berdiskusi dengan MUI Pusat soal Al-Zaytun dan Panji Gumilang, terutama dari sisi akidah dan fikih. Hal tersebut guna menentukan langkah selanjutnya yang nanti akan dilakukan oleh Polres Indramayu.
"Maka kita minta pendapat MUI. Ini bisa menjadi gambaran bagi kami dalam menentukan sikap,'’ ujar Panji.
Di sisi lain, Fahri mengaku pihaknya mempunyai tim investigasi khusus untuk menelusuri dugaan adanya unsur pidana tersebut. Polres Indramayu juga dibantu oleh Polda Jabar dan Mabes Polri, termasuk pihak-pihak terkait lainnya.
"Kita juga sudah rapat komprehensif melibatkan Kemenag dan lain-lain sehingga pembahasan soal Al-Zaytun dan Panji Gumilang ini bukan bahasan baru,'’ kata dia.
Meski demikian, lanjut Fahri, sampai saat ini pihaknya masih mengkaji dan mempelajari lebih dalam mengenai berbagai peristiwa yang selama ini menjadi kontroversi.
"Seperti beberapa statement (Panji Gumilang) dan lain-lain,'’ ujar dia.
Diskusi dengan MUI itu juga guna menggali lebih dalam perihal kontroversi yang terjadi di Al-Zaytun dan pemimpinnya, Panji Gumilang.
Sejumlah pernyataan Panji Gumilang diketahui menimbulkan reaksi yang sangat keras, terutama dari kalangan umat Islam.
Reaksi itu juga ditunjukkan melalui aksi unjuk rasa di Ma’had Al-Zaytun yang dilakukan berbagai ormas dan LSM pada Kamis (22/6/2023).
Sumber: Republika